![]() |
Pict. ONE Esports |
5 Alasan Mengapa Honor of Kings Kurang Populer di Indonesia
Garasidigital.blog – Kalau kamu penggemar game MOBA, pasti
sudah nggak asing lagi dengan nama Mobile Legends: Bang Bang (MLBB). Tapi
pernah dengar soal Honor of Kings (HoK)?
Walaupun secara kualitas bisa dibilang satu level atau
bahkan lebih unggul di beberapa aspek, kenyataannya HoK masih belum bisa
menggeser dominasi MLBB di Indonesia.
Nah, sebenarnya kenapa sih Honor of Kings kurang populer di
Indonesia? Padahal game ini punya visual kece, gameplay yang dalam, dan
hero-hero keren.
Yuk, kita bedah satu per satu alasan di balik kenapa game
satu ini belum terlalu ramai dimainkan oleh gamer tanah air.
1. Pemasaran Kurang Nendang di Pasar Indonesia
Salah satu alasan utama adalah pemasaran yang kurang efektif.
HoK tampaknya belum terlalu fokus menyasar pasar Indonesia secara spesifik.
Bandingkan dengan MLBB yang rajin bikin event lokal, kolaborasi
dengan figur publik, sampai muncul di iklan-iklan YouTube dan media sosial.
HoK baru belakangan ini mulai aktif promosi, tapi masih
terasa “nanggung”. Kalau ingin bersaing serius, strategi marketing-nya perlu
lebih menyentuh komunitas lokal. Karena, jujur aja, gamer Indonesia suka banget
sama yang personal, lucu, dan relatable.
2. Nama Hero Susah Diingat dan Kurang Familiar
Ini faktor yang kelihatan sepele, tapi ternyata berpengaruh
besar! Nama-nama hero di HoK banyak yang berbau budaya Tiongkok. Contohnya ada Consort
Yu, Lu Bu, Diao Chan, dan lain-lain.
Walaupun nama-nama ini keren dan punya sejarah yang
mendalam, buat sebagian besar gamer Indonesia nama-nama itu susah diucapkan dan
diingat.
Berbeda dengan MLBB yang punya hero seperti Layla, Zilong,
Alucard, atau Gusion—nama-nama yang simpel, catchy, dan familiar di telinga
kita.
3. Gameplay dan Mekanik Hero Terlalu Rumit Buat Pemula
Buat gamer yang baru terjun ke dunia MOBA, HoK bisa terasa lebih
teknis dan menantang. Setiap hero punya mekanik skill yang kompleks, item-nya
banyak, dan sistem Arcana yang bikin pemula mikir keras.
Di sisi lain, MLBB punya sistem yang lebih ramah buat pemain
baru. Ada tutorial lengkap, auto build, hingga rekomendasi item dan emblem.
Bahkan komunitasnya aktif bantu jawab pertanyaan pemain baru, entah itu di grup
Facebook, Discord, atau TikTok.
Jadi wajar aja kalau banyak pemain pemula merasa lebih
nyaman di MLBB ketimbang harus belajar ulang semuanya di HoK.
4. Kompetisi Esports Lokal HoK Masih Terlalu Sepi
Salah satu alasan MLBB bisa sekuat sekarang adalah karena
mereka membangun ekosistem esports yang hidup dan menarik. Ada MPL, MDL, dan
segudang turnamen komunitas yang disiarkan secara profesional.
Sementara itu, HoK masih minim event berskala besar di
Indonesia. Belum ada liga yang konsisten, promosi turnamen juga masih terbatas.
Buat gamer yang tertarik masuk ke ranah kompetitif, MLBB jauh lebih
menjanjikan.
5. Komunitas MLBB Sudah Terlalu Kuat dan Loyal
Ini dia faktor paling berat yang harus dihadapi HoK: dominasi
komunitas MLBB yang udah solid banget. Sejak bertahun-tahun lalu, MLBB udah
berhasil membentuk basis pemain setia, dari casual player sampai pro player.
Komunitas ini bukan cuma aktif, tapi juga loyal dan
produktif. Mereka bikin konten, tutorial, meme, hingga fanart. Nah, ketika
komunitas sebesar ini udah nyaman di satu game, butuh usaha luar biasa buat
bikin mereka pindah ke game lain.
Meskipun HoK punya kelebihan, nggak gampang buat menggoyang
komunitas yang sudah merasa “rumahnya” adalah MLBB.
Tapi... Ada Harapan, Kok!
Meski menghadapi berbagai tantangan, bukan berarti Honor of
Kings menyerah. Justru sekarang mereka mulai berbenah.
HoK kini mulai menggandeng influencer gaming lokal,
mengadakan event eksklusif, dan bahkan mulai menyentuh komunitas MLBB dengan
pendekatan kolaboratif.
Bahkan, beberapa mantan pro player MLBB juga sudah mulai
menjajal HoK. Ini bisa jadi titik awal buat HoK membangun ekosistem baru di
Indonesia. Tapi tentu saja, jalannya masih panjang.
Honor of Kings memang belum sepopuler Mobile Legends di
Indonesia, tapi bukan karena kualitasnya kalah. Justru HoK punya potensi besar
yang belum sepenuhnya dimaksimalkan.
Dari masalah promosi, nama hero, mekanik yang rumit, sampai
minimnya ekosistem esports local, semua bisa diperbaiki dengan strategi yang
lebih fokus ke kultur dan selera gamer Indonesia.
Buat kamu yang penasaran, nggak ada salahnya nyobain HoK.
Siapa tahu, kamu justru menemukan pengalaman MOBA yang lebih segar dan menantang!(***)